Senin, 16 September 2013

March 23, 2012

Wanita muda itu masih terbaring sendirian, mengerang kesakitan di atas tempat tidur kayu di sudut kamar. Matanya memerah, berair, menggenang; menutupi bola matanya yang hitam kecoklatan, kian lama kian tak terbendung, kemudian tumpah ruah, menyatu dengan keringat yang tak henti menembusi epidermisnya. Tangannya pun sedari tadi sibuk menahan aku yang sedang memberontak ingin keluar.
Wanita muda itu... kelelahan, tak kuasa menahan perih yang dialaminya. Nafasnya melambat, matanya mulai terasa berat. Namun sesosok wanita yang tak dikenal, dengan pakaian serba putih bercahaya, tiba-tiba berdiri dihadapannya. Hanya diam, kemudian tersenyum, lalu....

Hening...

Pagi itu, 23 Maret 1993, tangisku memecah keheningan, memperlebar senyum di bibir wanita muda itu - ibuku, dan mengundang keheranan sang ayah yang baru saja tiba dengan didampingi seorang bidan desa.

#Love you Mom :*

2 komentar: